Secara bahasa berarti bergabungnya dua perkara. Adapun secara syari’at islam, syafaat berarti meminta kebaikan untuk orang lain. Kebaikan terkadang berupa mendatangkan manfaat atau terkadang kebaikan tersebut berupa menghindarkan orang lain dari mudharat (bahaya). Jadi pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak mudharat untuknya.
Dalil-dalilnya
Allah SWT berfirman yang artinya, “dan berilah peringatan dengan apa yang telah diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka tidaklah mempunyai seoarang pelindung dan pemberi syafaat pun selain Allah SWT, agar mereka bertaqwa”. (QS. Al-An’am: 51)
Dan dalam ayat lain Allah SWT berfirman yang artinya, “Katakanlah (hai Muhammad) : hanya milik Allah lah syafaat itu semuanya.” (QS. Az-Zumar: 44)
Dari dua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa syafaat seluruhnya adalah hak khusus bagi Allah SWT. Dalam hal ini, syafa’at telah dijadikan oleh kaum musrikin dalam memohon kepada malaikat, nabi, dan wali. Kata mereka :”kami tidak memohon kepada mereka kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberikan syafa’at kepada kami di sisi-Nya”. Maka dari sini dapat dijelaskan bahwa syafaat yang mereka harapkan percuma, bahkan syirik, dan syafa’at hanyalah hal Allah SWT semata, dan tiada yang dapat mendapat syafa’at kecuali dengan seizin-Nya dan bagi siapa yang mendapat ridho-Nya.
Syarat mendapatkan:
Adapun syarat untuk mendapatkan syafaat yang merupakan hak Allah SWT secara mutlak adalah
- Izin Allah SWT terhadap pemberi untuk memberikan syafa’at.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman yang artinya, “Tiada seorang pun yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizin-Nya” (QS. Al-Baqarah: 225)
- Ridho Allah SWT terhadap orang yang diberi syafa’at.
Allah SWT berfirman yang artinya. “ Dan mereka tidak dapat memberi syafa’at. Kecuali kepada orang yang diridhoi Allah SWT”. (QS. Al-Anbiya’: 28)
Baca juga: Hisab, Hari Perhitungan Manusia Kelak Pada Hari Kiamat
Macam-Macam:
Secara garis besar syafaat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Syafa’at Khusus dari Nabi Muhammad SAW
Meliputi :
a) Yang paling besar yaitu yang diberikan langsung dari Nabi Muhammad SAW yang berupa Al-Maqom Al-Mahmud (kedudukan yang terpuji) yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT.
b) Dari Nabi Muhammad SAW untuk memasukkan ahli surga ke dalam surga.
c) Dari Rasulullah SAW dalam meringankan azab yang dikhususukan untuk pamannya yaitu Abu Tholib.
2. Umum yaitu selain dari Nabi Muhammad SAW yang meliputi para Nabi, Malaikat, dan orang-orang sholih.
Meliputi:
a) Diberikan kepada orang yang berbuat dosa besar yang dimana mereka bisa dikeluarkan dari neraka dengan syafaat para Nabi, Malaikat dan orang-orang sholih tapi hal ini ditentang oleh kaum khawarij dan mu’tazilah.
b) Diangkat derajatnya ahli surga lebih dari apa yang seharusnya mereka dapatkan.
c) Terhadap kaum yang masuk surga tanpa hisab.
d) Yang telah di tentukan untuk calon penghuni neraka untuk tidak masuk neraka.
Dan diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW : “bahwa beliau pada hari kiamat akan bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala pujian kepadaNya, beliau tidak angsung memberi syafaat lebih dahulu, setelah itu baru dikatakan kepada beliau : “Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya ucapanmu pasti akan didengar, dan mintalah niscaya permintaanmu akan dikabulkan, dan berilah syafaat niscaya syafaatmu akan diterima”. (HR. Bukhori dan Muslim)
Dari hadits diatas kita dapat simpulkan bahwa cara yang dilaukan oleh Rasulullah ketika hendak mendapatkan syafaat , beliau tidak langsung memberinya lebih dahulu, tapi dengan bersujud kepada Allah SWT, menghaturkan segala pujian kepada-Nya, kemudian setelah diizinkan oleh Allah barulah beliau memberi syafaat.
Abu hurairah Radhiallahu’anhu bertanya kepada beliau : “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan syafaatmu?”, beliau menjawab : “yaitu orang yang mengucapkan La Ilaha Illallah dengan ikhlas dari dalam hatinya”. (HR. Bukhori dan Ahmad)
Demikianlah beberapa penjelasannya, semoga dapat menambah khazanah ilmu kita, dan mari kita berdo’a agar kita termasuk golongan orang yang mendapatkan syafaat pada hari Akhir kelak. Aamiiin
_
Penulis:
Yanuar Huda Assa’banna,
Alumni Fakultas Syari’ah di UNIDA GONTOR
Editor:
Azman Hamdika Syafaat