Download aplikasi Takwa di Google Play Store

Qudrah, Semua Ada dan Tiada Karena Dia

Qudrah, Semua Ada dan Tiada Karena Dia

Catatan singkat kali ini akan mengupas tentang salah satu sifat ma’ani dari pembahasan Akidah yaitu qudrah. Sifat ma’ani adalah setiap sifat yang wujudnya berada pada dzat Allah Swt, yang mana sifat tersebut tidak terpisah dari esensi dzat Allah itu sendiri. Sifat-sifat tersebut bersifat Qadim, atau tiada awalannya. Sedangkan Qudrah sendiri bermakna sifat Allah Swt yang azali yang memungkinkannya untuk menjadikan sesuatu ada dan juga meniadakannya.

Allah Swt berfirman dalam QS Fathir ayat 44:

أَوَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَكَانُوٓا۟ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعْجِزَهُۥ مِن شَىْءٍ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا

“Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”

Tentang ayat ini para ahli tafsir menyatakan bahwa Allah Swt mengabarkan kepada nabi Muhammad agar orang-orang yang mengingkari tanda-tanda kebesaran Allah Swt melihat ke pada umat-umat sebelum mereka, sungguh mereka tidak lah lemah dan bahkan dapat membangun peradaban yang besar dari bangunan dan segala hal megah. Akan tetapi Allah Swt tidak lah lengah dengan segala kemungkaran, dan Dia Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat, dan Maha Mampu untuk membalasnya.

Qudrah Allah Swt di atas qudrah hamba-Nya

Dalam memahami sifat Qudrah seorang muslim dapat melihat ke sekelilingnya. Dunia beserta isinya adalah bukti terbesar yang dapat ditelaah manusia akan kemampuan Allah Swt untuk menciptakannya dengan detail yang sangat pas. Seluruh ciptaan di atas muka bumi ini seimbang sesuai dengan kebutuhan manusia baik udara, air, api, gravitasi dan seluruhnya tercipta sesuai kadar. Dan seluruh ini adalah bukti ciptaan Allah Swt yang Maha mampu. Jika bukan Dia yang Maha Memelihara maka siapa lagi yang mampu?

Kemampuan Allah Swt ini hanya terkait dengan hal yang memungkinkan saja. Karena hal mungkin ini lah yang dapat ada dan tiada. Sesuatu yang wajib ada tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun, sebaliknya hal yang mustahil ada pun tidak dapat dipengaruhi apa pun. Dengan ini pertanyaan “apakah Allah Swt dapat menciptakan hal yang lebih besar atau setara dengan Dia”, adalah sebuah cacat fikir. Orang yang bertanya perlu untuk mengetahui tiga hukum akal tetap; wajib, mungkin dan mustahil. Andaikan Allah Swt dapat menciptakan sesuatu yang setara atau lebih besar, maka sesuatu tentunya mustahil. Anggaplah ada, tetap saja Dia tidak akan pernah setara karena telah didahului dengan ketiadaan.

Install Takwa App

Qudrah atau kemampuan Allah Swt adalah kemampuan yang azali atau abadi. Sifat ini mudahnya adalah kemampuan untuk meng-ada-kan sesuatu yang mungkin ada, dan meniadakkan sesuatu yang mungkin untuk tidak ada. Hakikatnya apa yang ada di muka bumi dan seluruh alam ini adalah atas dasar qudrah Allah Swt. Akan tetapi timbul pertanyaan, terkadang manusia kerap didakwa dapat melakukan dan menciptakan sesuatu, lantas apa perbedaan antara kemampuan yang dilakukan oleh manusia dan kemampuan Allah Swt? sebagaimana terdapat dalam QS At Taubah: 105

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Untuk Itu Abul Barakat Ahmad Al Maliki dalam kitab Syarhul Kharidah Al Bahiyyah menyatakan, nisbat perbuatan yang manusia dapat lakukan adalah bentuk kasb, atau kemampuan manusia untuk melakukan atau tidak suatu perkara dengan kehendak pribadi. Hal ini tidak berkaitan dengan kreasi dan penciptaan, karena hal tersebut hanya bagi Allah Swt. Beda halnya dengan kemampuan Allah Swt yang mencakup iradah atau kehendaknya untuk menjadikan dan tidak menjadikan sesuatu. Kemampuan ini bersifat Qadim, atau tiada awal atasnya.

Baca juga: Qidam, Ialah Yang Pertama dan Tiada Sesuatu Sebelum Dia

Dengan ini manusia hendaknya tidak bersikap pongah atau sombong dikarenakan sebuah prestasi atau pencapaian. Karena hakikat dari seluruh apa yang ada di atas muka bumi ini adalah qudrat dari Allah Swt. Sebaliknya, manusia juga jangan sampai putus asa karena minimnya pencapaian, atau keterjerumusannya ia dalam masalah yang tak kunjung usai. Karena kembali lagi semua tidak lah berasal dari yang lain, hanya dari Allah Swt. Manusia hanya diperintahkan oleh Allah Swt untuk melakukan kebaikan dan mengikuti segala perintah dan menjauhi segala larangannya, jika diberi nikmat bersyukur dan jika dicoba hendaklah ia untuk bersabar.

Wallahua’lam bishowab

_

 

Penulis:

Albi Tisnadi Ramadhan,

Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab.

 

Editor:

Azman Hamdika Syafaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *