Download aplikasi Takwa di Google Play Store

Makanan Halal, Pentingnya Memakan yang Halal bagi Seorang Muslim

Makanan Halal, Pentingnya Memakan yang Halal bagi Seorang Muslim

Makanan halal merupakan hal yang sangat penting bagi seorang muslim. Makanan seorang muslim akan mempengaruhi keseharian dan kepribadiannya. Badan yang diisi makanan haram akan sulit untuk beribadah, seperti kendaraan yang diisi bensin oplosan, cepat atau lambat akan merusak mesin. Allah SWT  menjadikan makanan haram sebagai penyebab ditolaknya doa, dalam suatu hadits Rasulullah SAW mengatakan :

 (وَذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَهُ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ  (راه مسلم

Setelah membacakan beberapa ayat tentang halal dan haram,  Rasulullah memberi permisalan dengan seorang yang melakukan perjalanan panjang, badannya penuh debu dan rambutnya berantakan,  lalu ia berdoa : ya tuhan.. ya tuhan… sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan badannya diisi segala sesuatu yang haram, mustahil Allah akan menjawab doanya! HR.Muslim.

Setelah mengetahui kepentingan makanan halal, maka kita juga harus tau, apa itu makanan halal. Singkatnya, makanan halal adalah makanan yang boleh dimakan seorang muslim, sementara haram, yang tidak boleh dimakan. Sampai sini seluruh ulama sepakat, namun dalam rinciannya mereka berbeda pendapat dalam mengklasifikasi apa-apa saja makanan yang haram dan halal.

Rahmat Allah yang besar, Ia tidak merinci hal-hal yang haram, sehingga kita bingung mencarinya. Allah hanya menyebutkan dengan rinci hal-hal yang haram, maka apa yang Ia tidak sebutkan, hukumnya halal, sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Syekh Wahbah zuhaili dalam tafsir munir menyebutkan hal-hal apa saja yang Allah haramkan:

  1.       Bangkai hewan, kecuali ikan dan belalang. Bangkai adalah hewan yang disembelih bukan dengan cara islami, yaitu menyembelihnya lewat leher agar tidak menyiksa hewan tersebut. Lebih luas tentang cara-cara menyembelih hewan, insya Allah akan dijelaskan di artikel selanjutnya.
  2.       Darah, karena darah berbahaya dan manusia normal akan menolak untuk memakan darah.
  3.       Daging babi, sama hukumnya dengan babi, anjing dan apa-apa yang terlahir dari keduanya atau salah satu diantara keduanya.
  4.       Hewan yang disembelih bukan untuk Allah, seperti yang dilakukan para penyembah berhala di zaman dahulu.

Beliau melanjutkan: “Dan selain hal-hal yang sudah disebutkan, diharamkan juga apa-apa yang Allah sebutkan dalam surat al-maidah ayat 3, juga apa-apa yang Rasulullah haramkan, seperti hewan yang bergigi taring dan burung yang memiliki paruh runcing dan daging keledai.

Selain apa-apa yang disebutkan Prof Wahbah tadi, mazhab Syafi’i juga mengharamkan hewan yang dianggap tidak baik oleh orang Arab seperti tikus, kecoa dan lainnya. Disebutkan dalam kitab al-ghoyah wa al-taqrib :

Install Takwa App

“وكل حيوان استخبثته العرب فهو حرام إلا ما ورد الشرع بإباحته”.

 

“Dan semua hewan yang dianggap tidak baik oleh orang Arab hukumnya haram, kecuali yang dihalalkan oleh syariat islam”.

Selain makanan yang halal secara zatnya, seorang muslim juga wajib untuk mendapatkan makanan dengan cara yang halal, yaitu makanan yang didapat tanpa mengambil hak orang lain. Makanan yang halal secara zatnya, namun haram cara mendapatkannya, hukumnya menjadi haram untuk dimakan. Sebutlah seorang yang mencuri ayam goreng di warung makan, walaupun ayam gorengnya halal, namun caranya mendapatkan makanan (mencuri) menjadikan makanan tersebut haram.

Makanan yang baik akan menghasilkan pribadi yang baik, sebaliknya makanan yang buruk akan menjadikan pribadi yang buruk, maka dari itu islam sangat memperhatikan makanan. Badan yang diberi makanan yang sedikit gizinya saja mudah diserang penyakit, apalagi ruh yang diisi makanan yang haram, akan mudah rusak dan diserang penyakit. Untuk menghindari rusaknya hati dan badan kita, perbanyaklah melakukan muhasabah, melakukan introspeksi terhadap diri kita, apakah makanan yang kita makan halal atau haram, siapa tau kerasnya hati kita, doa yang lama dipanjatkan, namun tak kunjung ada jawaban, disebabkan oleh makanan haram yang kita makan.

 

_

Penulis:
Fikri Hakim,
Alumni Fakultas Ushuluddin Program Studi Tafsir, Al-Azhar – Kairo.

Editor:
Azman Hamdika Syafaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *