Download aplikasi Takwa di Google Play Store

Bagaimanakah Toleransi yang diperbolehkan dalam islam?

Bagaimanakah Toleransi yang diperbolehkan dalam islam?

Berbicara tentang toleransi, akhir akhir ini mungkin kita telah mendengar terdapat kasus yang diakibatkan oleh kurangnya toleransi. Istilah toleransi sendiri mungkin sudah tidak asing dikalangan masyarakat Indonesia. Namun bagaimanakah pengertian toleransi yang sebenarnya?

Pengertian Toleransi 

Pengertian toleransi sendiri memiliki cakupan yang cukup luas. Makna toleransi bisa ditinjau dari beberapa aspek, mulai dari segi bahasa maupun pendapat dari para ahli. Semua pengertian ini sangat penting untuk kita pelajari agar kita bisa menanamkan sikap ini pada diri kita dengan baik.

Adapun pengertian toleransi dari segi bahasa yaitu berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata tolerance yang berarti membiarkan. sehingga dari akar katanya toleransi dapat diartikan sebagai tindakan pembiaran.

Jika dikaitkan dengan bahasa arab toleransi sepadan dengan kata tasamuh. kata tasamuh artinya adalah mengizinkan atau dapat diartikan dengan saling memudahkan. Maka apabila kita tarik kesimpulan dari kata tolerence dan tasamuh, pengertian toleransi dapat diartikan sebagai tindakan yang membiarkan atau mengizinkan seseorang berbuat sesuatu.

Menurut W.J.S. Purwadarminta, sikap toleransi adalah sikap menenggang berupa menghargai dan memperbolehkan suatu pendapat atau pandangan yang berbeda. dala hal ini seseorang harus menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan pendiriannya. Djohan Efendi mengartikan toleransi sebagai sikap menghargai kemajemukan kemajemukan disini adalah perbedaan antara individu , mulai dari perbedaan suku, ras, agama, dan perbedaan lainnya. maka dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah sikap saling menghormati perbedaan antara umat beragama, suku, ras, dan lain sebagainya.

Hal ini bertujuan untuk menghindari sikap diskriminasi terhadap suatu kelompok masyakarat atau golongan  golongan tertentu sehingga dapat terciptanya kerukunan dan kedamaian diantara banyaknya perbedaan

Dalam islam terdapat toleransi yang tidak diperbolehkan, yaitu mengucapkan serat merayakan hari raya non-muslim terhadap agama lain karena dapat ditakutkan akan merusak akidah islamiyah. Namun bukan berarti islam tidak mengajarkan toleransi terhadap umatnya justru islam sangat menjunjung tinggi toleransi, islam mengajarkan pada umatnya untuk saling menghargai dan menghormati. Terkadang banyak dari mereka non-muslim mengucapkan hari raya ketika perayaan idul fitri atau idul adha dengan tujuan kamu muslim juga melakukan hal yang sama ketika terdata hari raya non-islam. Pada masa Rasulullah SAW hal ini juga pernah ditawarkan oleh kaum Quraiys yang ketika itu berkata pada Rasulullah :

Install Takwa App

“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al Qurthubi, 14: 425).

Tentu saja pernyataan tersebut tidak disetujui oleh Rasulullah SAW karena dapat merusak keimanan, dan nilai nilai keislaman. Sehingga Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya :

قُلْ يآ أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ * لاَ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ * وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ * وَلاَ أَناَ عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ * وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ * لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

 

Artinya:

(1)Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!. (2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.(3)Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. (4)Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. (5)Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.(6)Untukmu agamamu, dan untukku agamaku. (Al-kafirun 1-6)

Dalam islam yang dimaksud toleransi antar umat beragama yaitu ketika kita memiliki tetangga atau kerabat non-muslim, kita membiarkan mereka untuk ber-ibadah sesuai keyakinan mereka masing masing tidak mengusiknya atau bahkan melarangnya. Serta saling menghargai keyakinan yang dimiliki masing-masing umat satu sama lain.

 

Contoh Toleransi dengan Non-Muslim Yang Diperbolehkan Dalam Islam

1.      Toleransi antar sesama manusia

Toleransi terhadap sesama manusia tentu saja diperbolehkan bahkan dianjurkan oleh islam mengingat bahwa manusia adalah makhluk hidup yang saling bergantung satu sama lain.

2.      Memberi hadiah terhadap non-muslim

Hukum memberi hadiah terhadap non-muslim menurut beberapa ulama yaitu boleh seperti dalam ayat berikut :

لاَ يَنْهَىكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ المُقْسِطِيْنَ

 

Allah Swt berfirman : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah : 8)

Hal ini juga bertujuan untuk melunakkan hati mereka atau menarik minat mereka untuk masuk islam.

3.      Tetap menjaga hubungan kerabat dengan saudara atau teman non-muslim

Kerabat merupakan sebagian dari orang terdekat disekitar kita sehingga menjaga hubungan kerabat seperti bersilaturahmi atau semacamnya pun diperlukan dengan catatan kita tetap menjaga keimanan hati kita agar tidak terjerumus kedalam kekafiran sedikitpun.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud)

 

_

Penulis:
Yanuar Huda Assa’banna,
Alumni Fakultas Syari’ah di UNIDA GONTOR

Editor:
Azman Hamdika Syafaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *