Download aplikasi Takwa di Google Play Store

Mutiara Rasulullah SAW dalam Menjaga Lisan

Mutiara Rasulullah SAW dalam Menjaga Lisan

Umat Islam telah sepakat untuk menjadikan Rasulullah Saw adalah teladan dalam setiap perkara, termasuk menjaga lisan. Sirah beliau sendiri menyatakan bahwa beliau adalah seorang yang paling menjaga lisan, tidak pernah berdusta, menista dan menghina. Seakan beliau menyadari segala bentuk permusuhan dan perpecahan bermula dari lisan. Di masanya bahkan tidak jarang peperangan antar kabilah tersulut besar dari sebuah ujaran kebencian yang diperankan oleh para penyair. Jenis syair yang digunakan itu disebut hijaa.

Demografi lingkungan Rasulullah Saw ini lah yang perlu difahami oleh umatnya di masa ini. Beliau Saw lahir dalam lingkungan yang mana ujaran dan silat kata menjadi sebuah senjata terampuh untuk menundukkan sebuah hegemoni. Rasulullah yang berperan sebagai delegator risalah ketuhanan pun tidak kurang dibekali senjata dalam perkara lisan. Beliau digelari oleh para ulama dengan Jawami’ul Kalim yaitu seorang penutur yang dapat menyampaikan makna mendalam dalam teks yang relatif singkat.

Hal ini menjadi amat sangat penting karena beliau hidup di masa dimana sebuah kekuatan salah satunya lahir dari kemampuannya untuk mempengaruhi orang-orang dengan kelihaian berbicara. Di periode-periode setelah beliau Saw para penyair bahkan dapat mengumpulkan pundi-pundi harta dengan kelihaian lisannya. Di sisi lain, beliau tidak jarang memperingatkan bahwa keahlian beretorika dan berkata-kata tidak selamanya menyelamatkan seorang. Lisan menurut beliau bagai pisau bermata dua; jika digunakan dalam kebaikan dan dzikir maka ia akan menguntungkan pemiliknya, namun apabil digunakan dalam keburukan ia dapat membawa bencana bagi penuturnya.

Mutiara hadis Nabi Muhammad Saw tentang menjaga lisan

Dalam ulasan singkat ini akan kami bahas beberapa mutiara dari Rasulullah Saw tentang bagaimana seorang muslim menggunakan lisannya, dan menjaga orang-orang dari bahaya yang datang dari padanya:

  •         عن أبي هريرة رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «من كان يؤمن بالله واليوم الآخر، فليقل خيرًا أو ليسكت

“Dari Abu Hurairah Ra dari Nabi Saw: Barang siapa beriman kepada Allah Swt dan hari akhir agar ia berkata yang baik atau diam”

  •         عن أبي موسى رضى الله عنه قال : قلت : يا رسول الله ! أيُّ المسلمين أفضل ؟ قال : «من سلم المسلمون من لسانه ويده

“Dari Abu Musa Ra ia berkata, aku berkata: wahai Rasulullah siapakah muslim yang paling baik, beliau Saw berkata: dialah yang kaum muslim selamat dari lisan dan tangannya” 

  •         عن الحارث بن هشام رضي الله عنه قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم: أخبرني بأمر أعتصم به؛ فقال: رسول الله: «أملك هذا وأشار إلى لسانه

“Dari Al Haris bin Hisyam Ra dari ia berkata kepada Rasulullah Saw: kabarkanlah kepadaku suatu perkara aku berjaga dari padanya, Rasulullah berkata: kuasailah ini, dan beliau menunjuk pada lisannya.”

Install Takwa App
  •         عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله: (لا يستقيم إيمان عبد حتى يستقيم قلبه، ولا يستقيم قلبه حتى يستقيم لسانه، ولا يدخل الجنة رجل لا يأمن جارُه بوائقه

“Dari Anas Ra, ia berkata Rasulullah Saw berkata tidaklah iman seseorang hamba lurus hingga hatinya lusu, dan tidaklah hatinya lurus hingga lisannya lurus dan tidaklah seorang memasuki surga seorang yang tetangganya tidak aman dengan lisannya”

  •         » وقال رجل ما أخوف ما تخاف علي يا رسول الله ؟ فقال : هذا , وأشار إلى لسانه ) حديث صحيح رواه الترمذي

 

“Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Seseorang berkata kepada Rasulullah apa perkara yang paling engkau takutkan wahai Rasulullah? Ia berkata: “Ini” dengan menunjuk pada lisannya.”

 

  •         عن عقبة بن عامر رضي الله عنه قال: قلت: يا رسول الله ما النجاة؟ قال: «أملك عليك لسانك، وليسعك بيتك، وابك على خطيئتك

“Dari Uqbah bin Amir Ra Ia berkata, aku berkata, wahai Rasulullah apalah makna keselamatan itu? Beliau berkata “kuasailah lisan mu, lapangkanglah rumah mu, dan tangisilah segala kesalahan mu.

  •         » لقد جاء أعرابي وقال : يارسول الله : دلني على عمل يدخلني الجنة , فقال الرسول صلى الله عليه وسلم : أطعم الجائع , واسق الظمآن وأمر بالمعروف وانه عن المنكر, فإن لم تطق فكف لسانك إلا من خير) صحيح أخرجه الإمام أحمد

“Telah datang seorang arab badui kepada Rasulullah dan berkata, “wahai Rasulullah tunjukilah aku pada sebuah amalan yang memasukan ku pada Surga.” Rasulullah Saw berkata: “berilah maka orang kelaparan, berilah minum orang yang kehausan, serulah kebaikan dan cegahla kemungkaran. Apabila engkau tidak mampu, maka cukupkanlah lisan mu dengan perkara kebaikan.”

  •         عن سهل بن سعد قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «من يضمن لي ما بين لحييه وما بين رجليه أضمن له الجنة

“Dari Sahl bin Sa’d ia berkata, Rasulullah Saw berkata: barang siapa menjamin kepada ku apa yang berada di antara 2 janggutnya (lisan) maka aku menjamin untuknya surga”

  •         سُئل الرسول صلى الله عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة فقال : ( تقوى الله وحسن الخلق , وسئل عن أكثر ما يدخل الناس النار. فقال : الأجوفان : الفم والفرج

“Rasulullah Saw ditanya tentang perkara paling banyak yang memasukan seseorang pada surga, beliau berkata: Taqwa dan akhlak yang baik. Dan beliau ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukan seseorang pada neraka, maka ia berkata: 2 rongga  ini (mulut dan kemaluan)”

Baca juga: Qiyamuhu Binafsihi, Dia Yang Tidak Membutuhkan Tempat

Demikian tadi adalah beberapa hadis dari Rasulullah Saw yang mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga lisannya. Dalam tatanan masyarakat modern seperti sekarang menjaga lisan amatlah penting karena dapat mencerminkan akhlak dan kemuliaan seseorang dan bahkan kelompok, suku dan bangsanya. Karena itu marilah kita sama-sama menguasai perkara lisan agar dapat menjadi sebaik-baik umat Rasulullah Saw.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

Wallahua’lam bishowab

_

 

Penulis:

Albi Tisnadi Ramadhan,

Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab.

 

Editor:

Azman Hamdika Syafaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *