Download aplikasi Takwa di Google Play Store

Kisah Nabi Isa dalam Naungan Ayat Tauhid

Kisah Nabi Isa dalam Naungan Ayat Tauhid

Dalam QS Al Baqarah 23, Allah Swt telah menyatakan di dalam Al Quran bahwa Ia telah memberikan keutamaan ke pada suatu nabi dari nabi lainnya. Dalam ayat ini, Al Quran telah menjelaskan keutamaan dari nabi Isa as berupa pernyataan dan kuatnya argumentasi kenabiaan dan dikuatkannya posisi beliau dengan hadirnya Jibril, malaikat penyampai wahyu. Lantas bagaimanakah kisa nabi Isa as. dalam naungan tauhid? Kisah Nabi Isa menjadi tema yang penting untuk dibahas.

Tema ini menjadi penting adanya mengingat nabi Isa as. adalah nabi terakhir yang diutus kepada Bani Israil. Beliau merupakan anak dari Sayyidah Maryam, seorang perempuan suci yang dengan mukjizat-Nya mampu melahirkan tanpa sentuhan seorang lelaki. Ia telah dipilih oleh Allah Swt untuk menampakkan ke-Maha Kuasaan-Nya dengan menjadikan seorang bayi lahir tanpa ada bapak, sebagaimana nabi Adam yang terlahir tanpa ayah maupun ibu.

Dalam paradigma keagamaan, Islam memandang nabi Isa As adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah Swt ke pada suatu kaum, tidak berbeda dengan sifat nabi-nabi pada umumnya. Akan tetapil lain halnya jika dilihat dari sudut pandang agama kristiani, mereka menganggap nabi Isa As adalah Anak Tuhan, sekaligus menjadi Tuhan. Berikut adalah ulasan singkat dari perspektif Al Quran yang menyatakan nubuat nabi Isa as dan syiar-syia tauhid yang beliau emban.

Ketetapan kenabian Nabi Isa as

Mari kita mulai dengan saat dilahirkannya nabi Isa as. Setelah dihebohkan dengan kehamilan sayyidah Maryam, dan kengganannya untuk memberikan klarifikasi atas kehamilan tersebut, Bani Israil kembali dibuat tercengang atas mukjizat lainnya dari nabi Isa as. yaitu ia mampu berbicara dengan fasih walau saat itu ia masih dalam buaian. Sebagaimana yang dikisahkan pada Qs Maryam ayat 29-34.

“28. Hai saudara perempuan Harun (Maryam), ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”, 29. maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam buaian?”30. Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, 31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; 32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. 34. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.35. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.”

 

Sebagaimana telah jamak diketahui bahwa di antara mukjizat yang Allah Swt. limpahkan kepada nabi Isa as adalah ia dapat menjelaskan tentang hakikat posisinya di hadapan Bani Israil sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat di atas. Dan hal tersebut dinyatakan dalam timing yang sangat menentukan, yaitu di saat hujan pertanyaan dilontarkan pada ibundanya yang suci, beliau hadir sebagai nabi sekaligus kabar gembira telah diutusnya seorang nabi di tengah-tengah bani Israil. 

Install Takwa App

Nabi Isa as. atau yang kerap disebut sebagai al masih, atau yang dalam diskursus agama nasrani kerap disebut Yasu’ ini setelahnya menjadi seorang nabi yang melayani bani Israil dan menuntun mereka menuju jalan yang benar. Dengan seizin Allah, berbagai mukjizat Allah Swt. berikan kepadanya selain sebagai bentuk penguat dalil kenabiannya juga sebagai bukti atas kuasa dan kemampuan Allah Swt atas segala hal yang dianggap tidak mungkin terjadi.

Di antara mukjizat tersebut adalah kitab Injil sebagai pedoman kehidupan bani Israil saat itu, di mana ia adalah pelengkap dari kitab sebelumnya, Taurat. Selanjutnya beliau dapat menghidupkan orang yang telah mati, menyembuhkan orang yang sakit, dan beliau dapat menjawab segala pertanyaan dan pernyataan yang diajukan kepadanya. Ini semua dijelaskan secara rinci pada Q.S Al Maidah ayat 110.

Baca juga: Kisah Nabi Harun As, Sebuah Hadiah Terindah Untuk Nabi Musa As

Dengan ini semakin nyata nilai-nilai ketauhidan yang dibawa oleh nabi Isa as. sebagaimana yang disebutkan oleh Al Quran. Terakhir, dan akan menjadi sebuah landasan akidah kuat bagi umat muslim terkait posisi nabi Isa adalah sebuah rekaman masa depan dialog yang terjadi antara Allah Swt dengan nabi Isa pada hari akhir nanti,

“Dan Ingatlah di saat Allah Swt berkata: Wahai Isa bin Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah Swt? Ia berkata (Isa as), Maha Suci Engkau, aku tidak akan berkata selain dengan kebenaran, apabila aku pernah mengatakannya tentu Engkau telah mengetahuinya, Engkau mengetahui apa yang ada dalam diri ku, dan aku tidak mengetahui apa yang berada dalam Dzat Mu. Sesungguhnya Engkau maha mengetahui segala hal yang gaib” Q.S Al Maidah ayat 116.

Dengan ini hendaknya sebagai seorang Muslim agar kita tetap meneguhkan nilai-nilai ketauhidan dengan sepantasnya. Kisah nabi Isa as dan kaumnya yang menjadikannya sebagai Tuhan adalah perangai yang melenceng dari ketetapan sifat-sifat absolut ketuhanan. Semoga Allah Swt senantiasa menjaga dan memberikan petunjuk bagi kita semua agar selalu dalam nikmat dan hidayah Islam.

Wallahua’lam bishowab

_

Penulis:
Albi Tisnadi Ramadhan,
Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab.

Editor:
Azman Hamdika Syafaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *