Di antara pokok keimanan dalam agama Islam adalah mempercayai atau ber iman kepada yang ghaib. ghaib di sini berarti hal yang tidak diketahui oleh manusia melalui panca indera atau pun kemampuan lainnya yang Allah SWT berikan. Hal ghaib ini hanya dikabarkan oleh Allah SWT melalui lisan para rasul-Nya dan juga kitab suci yang Dia turunkan melalui malaikat.
Keimanan kepada yang ghaib perlu untuk ditanamkan sejak masa kecil, hal ini dikarenakan pengaruhnya amatlah besar pada tumbuh kembang seorang muslim. Seorang yang mengimani hal ghaib akan tertanam di dalam dirinya bahwa ia selalu diawasi oleh para malaikat yang diutus Allah SWT mencatat segala perbuatannya. Bukan hanya itu, ia juga akan awas dalam kehidupannya, karena ia percaya bahwa akan ada kehidupan setelah dunia ini, yaitu kehidupan akhirat.
Pengaruh keimanan kepada yang ghaib beserta dalil
Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah, 4
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
“Merekalah yang mengimani hal yang ghaib dan mendirikan shalat dan menginfakan apa yang telah kami berikan ke pada mereka.”
Ayat ke empat dari surat ke dua di dalam al quran ini menjelaskan sifat pertama dari beberapa sifat orang beriman yang disebutkan setelahnya. Dan sifat itu adalah keimanan kepada yang ghaib. Ini menjadi bukti kuat tanda bahwa keimanan pada hal yang ghaib menjadi perkara penting dalam dimensi kepercayaan seorang muslim.
Orang yang mempercayai hal ghaib sekaligus menyatakan kelemahannya bahwa terdapat hal yang memang tidak diketahuinya, dan dia membutuhkan Dzat lain untuk menyertai dan menolongnya. Allah SWT pernah membuktikannya ke hadapan seluruh malaikat bahwa pilihan atas Adam AS yang akan menjadi khalifah adalah benar adanya.
أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ
“bukan kah telah aku katakan kepada kalian, bahwa aku mengetahui hal ghaib di langit dan bumi, dan aku mengetahui apa yang kalian tampak kan dan apa yang kalian sembunyikan.”
Ayat di atas adalah QS Al Baqarah, 33, yang sekaligus menjadi rekam dialog pertama yang ada di Al Quran. Allah SWT dalam rentetan ayat itu menjelaskan bahwa sangkaan para malaikat yang mana manusia akan menjadi perusak di muka bumi ini adalah salah. Allah SWT membuktikannya dengan pengetahuan Adam akan segala hal. Dari sini para malaikat tahu bahwa dengan pengetahuan, kerusakan seharusnya tidak akan pernah terjadi.
Pembuktian kelemahan para malaikat akan hal ghaib ini juga selaras dengan para nabi. Sayyidah Aisyah, ibunda kaum mukmin pernah berkata: “telah berdusta orang yang berbicara kepada mu bahwa nabi mengetahui apa yang akan terjadi pada esok hari.” Kemudian beliau membacakan ayat, وَما تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا “dan seorang jiwa tidak mengetahui apa yang akan terjadi padanya esok hari.” QS Luqman, 34.
Baca juga: Malaikat Pun Dibuat Malu Dihadapan Utsman Bin Affan
karena itu, iman kepada yang ghaib adalah derajat tinggi dari keimanan seseorang. Dan hal tersebut menjadi pembeda antara seorang yang mukmin dan kafir. Ia merupakan hakikat terbesar dalam kehidupan manusia, dan sebuah bab terbesar dalam pembahasan aqidah, juga pembahasan terbesar dalam amal perbuatan. Iman ke pada yang ghaib adalah sifat orang muttaqin, dan tanda bagi para shalihin.
Wallahua’lam bishowab
_
Penulis:
Albi Tisnadi Ramadhan,
Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab.
Editor:
Azman Hamdika Syafaat