Download aplikasi Takwa di Google Play Store

Iman dan Taqwa modal hidup untuk Pemuda Muslim

Iman dan Taqwa modal hidup untuk Pemuda Muslim

Bukan sebuah rahasia lagi jika pemuda adalah kunci kebangkitan sebuah bangsa. Pemuda bagaikan sumber energi penggerak yang masa pakainya tak terbatas waktu dan tempat. Seluruh ajaran menyatakan bahwa pemuda adalah aset penting kemajuan, termasuk Islam yang tidak kurang memandang pentingnya peran pemuda. Iman dan taqwa adalah modal pertama seorang pemuda muslim sebelum ia “bertarung” dalam kehidupan.

Pemuda selalu identik dengan “pertarungan.”  Gairah yang kuat, tekad yang tiada batas serta semangat membara adalah modal mereka. Islam mengarahkan sebelum itu semua untuk membekali mereka dengan iman dan takwa. Iman adalah keyakinan bahwa dunia beserta isinya tidak begitu saja tercipta, ada Tuhan penguasa semua dengan segala aturan dan konsepnya.

Sementara takwa adalah manifestasi dari iman itu sendiri. Ketakwaan lahir dari pendalaman seseorang atas konsep iman. Secara definitif takwa adalah mengerjakan segala perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Pemuda yang mengamini konsep iman dan taqwa akan menjadi seorang yang memahami dirinya beserta potensi yang dimiliki, memahami aturan dan konsekuensi hukum masyarakat, dan yang paling penting ia mengetahui ke mana akan pergi setelah kehidupan dunia.

Bagaimana iman dan taqwa bermanifestasi dalam diri pemuda?

Untuk mengetahui contoh yang paling orisinil dari para pemuda Islam, mari melihat apa yang terjadi di masa Rasulullah SAW hidup, generasi terbaik Islam. Kondisi masyarakat khususnya pemuda di masa nabi SAW tidak lah jauh berbeda dengan masyarakat saat ini, ada yang baik akal budinya, juga ada yang buruk peranganinya.

Namun hadirnya Rasulullah SAW mengubah cara pandang pemuda di masa itu. Adalah Mush’ab bin Umair, seorang kaya raya, yang apabila ia berjalan melintas maka wewangian tubuhnya akan tertinggal hingga beberapa meter. Pemuda yang selalu memakai pakaian terbaik dengan kesombongan.

Saat beliau berislam dan memahami konsep hidup iman dan taqwa yang diridhoi oleh Allah, Mush’ab berubah. Sang bunda yang mengetahui bahwa beliau berislam berjanji untuk tidak akan makan dan minum, Mush’ab faham tiada hal yang lebih utama dari iman. Ia memohon kepada ibunya untuk kembali makan dan hidup seperti biasa.

Saat melihat kuatnya iman Mush’ab, ibunya memahami dan membiarkannya mengikuti nabi Muhammad SAW. Kehidupan Mush’ab berputar 180’, ia menjadi lebih sederhana, gemar bersedekah dan berdakwah. Bahkan beliau menjadi delegasi dakwah pertama Islam. Beliau dikirim oleh nabi SAW ke Madinah untuk mengajarkan penduduknya tentang agama Allah.

Install Takwa App

Islam juga memahami hasrat nafsu pemuda yang besar, dan memberikan jawaban rasional sehingga memberikan kepadanya ketenangan. Pernah Rasulullah SAW ditanya oleh seorang pemuda, ia meminta diizinkan untuk berzinah. Para sahabat yang saat itu membersamai Rasulullah naik pitam dan memintanya untuk dihukum. Akan tetapi Rasulullah malah berkata, “jangan, dekatkan lah ia pada ku.”

“apakah kau mau itu terjadi pada ibu mu?” sang pemuda lantas menjawab “tidak, Allah yang akan menjaganya.” Rasul kemudian menimpali, “begitupun semua orang tidak menginginkan hal itu terjadi pada ibu mereka.” Rasulullah SAW kemudian bertanya tentang hal serupa pada anak, bibi, saudari, dan kerabatnya. Jawabannya terus sama, pemuda tidak ingin hal itu terjadi pada kerabatnya.

Kemudian Rasulullah SAW menaruh tangannya di dada sang pemuda, dan berdoa, “Ya Allah ampunilah dosanya, suci kan lah hatinya, bentengi lah kemaluannya.” Setelah itu sang pemuda tidak pernah berpaling pada kemaksiatan. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang sahih ini mengajarkan metode Rasulullah yang sabar, lembut sekaligus tegas dan rasional dalam memahamkan fikiran “nyeleneh” umatnya.

Kesabaran, ketelatenan, dan perkataan yang penuh kebijaksanaan seperti Rasululalh ini perlu juga dicontoh oleh orang tua, guru atau pendidik lainnya dalam mengarahkan pemuda. Hal yang juga penting adalah doa yang dipanjatkan untuk anak didik. Salah satu doa yang paling mustajab adalah doa dari guru pada murid, serta orang tua pada anaknya.

Selain itu Rasulullah SAW memahami hakikat dari sifat pemuda dan bagaimana mengarahkan potensi mereka. Seorang yang memiliki potensi kecerdasan beliau doakan agar diberikan pemahan agama yang cukup sehingga menjadi sumber ilmu agama di masanya. Dialah Abdullah bin Abbas, pemuda yang didoakan nabi “Ya Allah fahamkan lah padanya agama dan ajarkan lah dia ta’wil.”

Baca juga: Keutamaan Dzikir yang Harus Diketahui seorang Muslim

Di masa depan Ibnu Abbas akan menjadi ulama besar dari kalangan sahabat, meriwayatkan ribuan hadis Rasulullah, dan mengajarkan serta memberikan pemahaman yang mendetail tentamg Al Quran. Lain peristiwa, lain pula tokoh yang beliau tunjuk. Semua harus sesuai dengan potensi. Misal lainnya, penunjukan Ali bin Abi Thalib, sang pemuda yang cerdik sekaligus tangkas untuk mengemban tugas spionase dalam perang Badar.

Seperti itulah pemuda, dengan keimanan dan ketaqwaan potensi kebaikan akan mengisi jalan hidupnya. Selanjutnya ialah mengarahkan potensi yang dimiliki untuk maksimal dieksploitasi. Dengan perang orang tua, guru, masyarakat yang membimbing pemuda maka masa depan umat dapat dipastkan akan lebih baik dan cerah.

Wallahua’lam bishowab

_:

 

Penulis:

Albi Tisnadi Ramadhan,

Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab.

 

Editor:

Azman Hamdika Syafaat

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *