Download aplikasi Takwa di Google Play Store

Asmaul Husna dan Urgensinya dalam Kehidupan Beragama

Asmaul Husna dan Urgensinya dalam Kehidupan Beragama

Nama merupakan identitas suatu entitas tertentu. Selain sebagai ‘alat’ pengenal, nama juga berperan untuk menyampaikan sifat apa saja yang terkandung pada entitas tersebut. Dalam ranah akidah, umat muslim wajib  untuk mengenal siapa nama Tuhannya. Hal tersebut masuk ke dalam ‘adhoruriyyat min-addin’, atau suatu hal yang tidak terkecuali bagi seorang muslim untuk mengetahui dan memahaminya. Untuk itu, baik Al Quran maupun Hadis Rasulullah Saw. mengajarkan secara detail apa saja nama-nama Allah Swt yang mulia itu dalam pembahasan komprehensif bertajuk “Asmaul Husna.

Asmaul Husna menurut kacamata para ulama

Asmaul Husna secara bahasa dapat diartikan dengan nama-nama  yang baik, dalam konotasinya nama-nama ini disematkan untuk Allah Swt. Dalam Qs Al A’raf ayat 180, Allah Swt berfirman:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah dengan menyebutnya. Dan tinggalkanlah orang-prang yang menyeleweng dari nama-nama-Nya. Mereka akan menerima balasan atas apa yang mereka lakukan.”

Imam Ath Thobari, dalam kitab tafsirnya merangkum 6 permasalahan dalam Qs Al A’raf ayat 180:

Pertama: ayat ini diturunkan ke pada seorang hamba yang berdoa dalam sholatnya seraya menyebut ar rahman ar rahim (Maha Pengasih, Maha Penyayang), lantas kaum musyrik Arab saat itu berkata “bukan kah Muhammad meyakini bahwa ia menyembah tuhan yang satu, lihatlah dia yang berdoa pada dua Tuhan.” Maka turunlah ayat ini.

Ke dua: dalam kitab Al Asna Fi Syarhi Asmai-llahil Husna Imam Ath Thabari mengumpulkan lebih dari 200 nama Allah, dan dalam mukadimah kitab tersebut menyebutkan 32 hukum terkait nama-nama tersebut.

Install Takwa App

Ke tiga: Ibnu Al Hashor berkata: ayat ini menyatakan bahwa Allah Swt dengan nama-namanya dimungkinkan untuk berdoa dengan nama-nama tersebut.

Ke empat: Allah Swt mensifatkan nama-namanya dengan kebaikan. Nama-nama itu baik untuk didengar dan dirasa oleh hati. Nama-nama itu mengisyaratkan ketauhidan dan kedermawanan, kasih sayang dan keutamaaannya.

Ke lima: ujaran untuk berdoa dengan nama-namaNya. Setiap permintaan disebutkan dengan nama dan keutamaan-Nya. Seperti: “wahai yang Maha Pengasih, Kasihanilah Aku” atau “wahai yang maha pemberi rizki, anugerahilah padaku rizki.”

Ke enam: terdapat beberapa nama yang jarang dipakai dan disebutkan oleh para ulama, dan di sini Imam Ath Thobari menjelaskan beberapa nama tersebut dan menyebutkan tempat-tempat disebutkannya baik dari Al Quran maupun Hadis Rasulullah Saw. Pembahasan lebih mendetail beliau tulisakan secara komprehensif dalam kitabnya, Al Asna Fi Syarhi Asmai-llahil Husna.

Sebagai contoh: nama-nama yang oleh Al Qadhi Abu Bakar Ibn Arobi masukan ke dalam nama-namaNya seperti: mutimmu nuurihi, khoirul makirin, khoirul warisin, robi’u tsalalah. Dan juga apa yang disebutkan oleh Ibnu Burjan yang memasukan nama An Nazhif ke dalam rangkaian nama-nama Allah yang baik.

baca juga: Mau Hadiri Pernikahan, Jangan Lupa Doa Untuk Pengantin, Ya!

Dan dalam ktab Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:

لله تِسْعَةٌ وتِسْعُونَ اسْما، مائَةٌ إلاَّ واحِداً لَا يَحْفَظُها أحَدٌ إلاَّ دَخَلَ الجَنَّةَ، وهْوَ وَتْرٌ يُحِبُّ الوَتْرَ

Dan dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda “Allah Swt memiliki 99 nama kurang satu, tiada orang yang menghafalnya (memahami) kecuali ia akan masuk surga, dan Ialah yang ganjil dan menyukai bilangan ganjil.”

Imam Badrudin Al Aini, dalam kitabnya Umdatul Qari Syarhi Shahihul Bukhari, menjelaskan secara terperinci perbedaan pendapat para ulama dalam menginterpretasikan jumlah 99 nama ini. Di antara pendapat yang beliau sebutkan adalah: sebagian ilama berkata bahwa tidak ada nama-nama selain ini. Sementara kalangan lainnya mengatakan diperbolehkan nama-nama Allah lebih dari jumlah ini karena nama dan puja puji untuk-Nya tiada terbatas dan terhenti.

Sejumlah ulama lainnya berpendapat bahwa hadis ini tidak bermaksud untuk membatasi nama-nama asmaul husna pada yang 99, akan tetapi maksudnya adalah pengabaran bahwa orang-orang yang menjaga nama-nama ini serta mengamalkannya akan masuk surga. Dan dikatakan juga maksudnya adalah nama-nama Allah yang baik walaupun terdapat lebih dari jumlah ini akan tetapi keseluruhan maknanya terkandung dalam nama-nama yang 99 ini.

Di satu sisi jumlah tidak lah menjadi perkara yang terlalu besar dipermasalahkan, namun di sisi lain penjabarannya amatlah sangat diperlukan untuk mengenalkan sifat ketuhanan yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Ia lah satu-satunya yang berhak disembah karena ia adalah Al Ahad, Ia juga berkuaasa atas segala sesuatu, karena ia adalah Al Malik, Maha Raja, dengan kesempurnaannya juga Ia selalu membuka pintu bagi hamba-hamba yang ingin kembali karena ia adalah tawwab yang bermakna Maha Penerima Taubat, dan Ia lah yang satu-satunya tempat bergantung dalam segala kondisi dengan keadaan karena ia adalah Ash Shamad.

Selain sifat-sifat tadi Allah Swt pun memiliki sifat yang tegas terhadap segala pelanggaran ia adalah Al Muntaqim, yang berarti Maha Pembalas, Ia juga kuasa untuk merendahkan sesuatu karena Ia adalah Al Khafidh, ia juga Al Mu’iz  yang maha kuasa untuk memuliakan seseorang dan sebaliknya ia juga mampu merendahkan seseorang sesuai kehendaknya, karena Ia adalah Al Mudzil.  

Dari sini nabi Saw menyatakan kepada umat muslim urgensi memahami nama-nama Allah Swt bahkan di akhir menjanjikan surga bagi umat muslim yang menanamkan nilai-nilai luhur ketuhanan tersebut. Sebagai hamba kita diharapkan untuk selalu bercermin dan bertakwa atas nama-nama Allah yang maha mampu untuk mengubah segala hal dalam kehidupan ini.

Wallahua’lam bisshowab

_

Penulis:
Albi Tisnadi Ramadhan,
Sedang menempuh studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab.

Editor:
Azman Hamdika Syafaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *