Setiap pertemuan pasti ada akhirnya, begitu pun pertemuan rasul dengan umatnya di dunia yang memiliki akhir. Setelah 22 tahun tanpa Lelah memperjuangkan agama Allah, telah tiba masa dimana Rasulullah harus melakukan perpisahan dengan umatnya di dunia. Sebagai seorang nabi Rasulullah sepertinya mengetahui bahwa tugasnya di dunia ini akan berakhir, sebagai perpisahan dengan pengikutnya Rasulullah mengajak umatnya untuk melakukan haji wada yang di dalamnya terdapat khutbah wada. Isi khutbah wada yang singkat namun mengandung bekal yang sangat banyak seakan menggambarkan bahwa ini lah saatnya Rasulullah meninggalkan umatnya.
Pada hari Arafah, Rasulullah berdiri di depan ribuan pengikutnya dan menyampaikan pesan yang amat penting, pesan-pesan ini banyak dilupakan oleh umatnya khususnya kita yang telah lama ditinggalkannya. Menyampaikan isi khutbah wada’ Rasulullah memulai dengan pesan seakan ini lah saatnya ia meninggalkan kaumnya, beliau berpesan:
أَيُّهَا النَّاسُ اسْمَعُوْا قَوْلِيْ فَإنِّي لَا أَدْرِيْ لَعَلِّي أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامِيْ هَذَا بِهَذَا المَوْقِفِ أَبَدًا
“Wahai umatku, dengarkan lah pesanku ini, sesungguhnya aku tidak yakin apakah dapat bertemu kembali dengan kalian setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini”.
Pesan-pesan penting dalam khutbah wada’ diraangkum oleh Ulama karismatik Syiria Dr. Muhammad Ramadhan Said Al Buthi dalam 6 poin dalam karyanya fiqih siroh, berikut 6 poin tersebut:
Berharganya Seorang Muslim
Isi khutbah wada pertama yang disampaikan, beliau mengingatkan umat muslim bahwasanya nyawa dan hartanya begitu berharga dan tidak boleh diambil tanpa hak. Haram hukumnya seorang muslim membunuh lainnya dan juga mengambil hartanya. Pesan ini disampaikan agar seorang muslim menghargai muslim lainnya dan menghargai dirinya. Betapa berharganya seorang muslim dihadapan Allah dan Rasulullah, sehingga tidak boleh nyawa dan hartanya diambil tanpa sebab yang dibolehkan. 2 hal ini disampaikan sekaligus menjadi pengingat bahwa membunuh dan mencuri adalah perbuatan haram.
Baca juga: Sholat Gerhana Bulan dan Tata Cara Pelaksanaanya
Penghapusan Adat Jahiliyyah
Pesan kedua yang disampaikan Rasulullah berkaitan dengan adat jahiliyyah yang sangat erat dengan masyarakat Arab kala itu. Rasulullah memastikan bahwa adat-adat ini dihapuskan olehnya, mulai dari riba, membunuh anak perempuan, haji tanpa busana dan berbagai adat jahiliyyah lainnya. Segala adat ini tidak berharga lagi dan digantikan dengan syariat islam. Hal ini juga digambarkan dengan penghancuran berhala-berhala sembahan mereka yang ada di sekeliling ka’bah.
Penetapan Zaman
Poin ke 3 yang disampaikan Rasulullah berkaitan dengan sebelumnya, dimana sebelum datangnya islam, bangsa Arab memainkan waktu sesuka hati mereka. Berhaji sesuka hati mereka, tanpa mempedulikan waktu. Pada kesempatan ini Rasulullah menetapkan bahwa haji harus dikerjakan di bulan Dzulhijjah. Selain itu, Rasulullah juga menyampaikan bahwa dalam satu tahun ada 4 bulan yang dihormati semua golongan, muslim atau pun non muslim, yang dimana pada bulan ini haram untuk berperang dan menjadi bulan damai bagi bangsa Arab, 4 bulan tersebut adalah: Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram.
Menghormati Wanita
Pesan ini menjadi bantahan bagi mereka yang mengatakan bahwa islam menjadikan wanita sebagai gender kelas 2 di bawah laki-laki. Sebaliknya, wanita sederajat bahkan ditinggikan derajatnya oleh islam, terlebih dengan apa yang dilakukan Arab saat zaman jahiliyyah dimana wanita menjadi harta warisan bahkan barang dagangan.
2 Bekal bagi Umat Muslim
Menjelang akhir khutbah, Rasulullah berpesan bahwa ia meninggalkan bagi umat muslim 2 hal yang harus dipegang teguh yang akan menyampaikan seorang muslim menuju Allah dan aman dari kesyirikan serta kesesatan, dua hal tersebut adalah : Al Quran dan hadits.
Hubungan antara Pemimpin dan Rakyatnya
Isi khutbah wada terakhir yang beliau sampaikan berkaitan denggan hubungan pemimpin dengan rakyatnya yang berlandaskan ketaatan. Seorang rakyat harus mendukung pemimpinnya selama pemimpinnya mengajak kepada kebaikan, walaupun pemimpinnya adalah seorang budak atau pun orang yang tidak memiliki kedudukan di masyarakan.
Selesai menyampaikan isi khutbah wada yang amat mendalam, Rasulullah mendapatkan wahyu bahwasanya pada hari itu agama Allah telah lengkap. Mengetahui isi surah Al Maidah ayat 5 ini Abu Bakar pun menangis, beliau memahami bahwa ini lah saat-saat terakhir Rasulullah bersama mereka. Sesuai dengan namanya, khutbah wada menjadi khutbah penutup Rasulullah di depan umatnya, beberapa bulan setelahnya Rasulullah mengeluhkan sakit kepala dan sejak saat itu Rasulullah sakit hingga pada akhirnya tidak lebih dari 4 bulan setelah khutbah wada, Rasulullah benar-benar berpisah dengan umatnya di dunia. Wallahu a’lam bishowab.
_
Penulis:
Fikri Hakim,
Alumni Fakultas Ushuluddin Program Studi Tafsir, Al-Azhar – Kairo.
Editor:
Azman Hamdika Syafaat